Kamis, 15 Januari 2009

ANTARA SEKOLAH DAN PERGURUAN TINGGI. BEDAKAH?
Apa yang dirasakan para mahasiswa baru setelah masuk perguruan tinggi? Berbeda atau sekedar ganti status?

Tahun akademik 2008/2009 baru saja dimulai. Wajah-wajah segar berdatangan ke kampus untuk mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Masing-masing dari mereka memiliki gambaran yang berbeda tentang dunia yang akan mereka geluti selama kurang lebih 4 tahun ini.
Namun setelah enam bulan berjalan, apakah yang mereka rasakan? Sesuaikah dengan yang mereka harapkan? Atau pembelajaran di perguruan tinggi sama halnya dengan pembelajaran yang mereka dapatkan pada tingkat sekolah?
“Sama aja, kita masuk tetap pagi kayak waktu di sekolah,” ujar Ermaya Widyastuti, mahasiswi jurusan ilmu komunikasi UGM angkatan 2008, “Cuma di sini (kuliah) lebih santai” lanjutnya. Menurut Ema, begitu dia biasa disebut, kuliah akan tetap sama dengan sekolah jika jadwal kuliah pagi dan kehadiran dikontrol ketat oleh dosen.
Lain halnya dengan Yaqin. Menurut mahasisiwa baru jurusan akuntansi Universitas Jambi ini kuliah mewajibkan kita untuk berpikir jauh ke depan hingga setelah wisuda, lanjutnya, “kalo di sekolah dulu kebanyakan have fun-nya”.
Dari segi materi, kuliah jauh berbeda dari sekolah. Di sekolah siswa diajarkan tentang hal-hal yang umum sedangkan kuliah mengajarkan hal-hal yang lebih spesifik. “Lebih banyak jurusannya”, ujar Ardy Putra, mahasiswa baru fakultas hukum Universitas Tarumanegara.
Perguruan tinggi memang menyediakan bermacam-macam jurusan yang dapat dipilih oleh mahasiswa sesuai dengan minat dan bakat mereka masing-masing. Tidak seperti SMA yang hanya menawarkan jurusan IPA, IPS atau Bahasa.
Bagaimana pula dengan kehidupan di kampusnya sendiri. “Sangat berbeda!” ungkap Ella Fitriani mahasiswi baru Fikom Universitas Padjadjaran. “Kalo dulunya urusan bersama sekarang jadi urusan pribadi, yang dulunya kerja sama sekarang jadi kerja mandiri dan kalo dulu diberi sekarang harus mencari”, lanjutnya. Dunia kuliah memang menuntut mahasiswa untuk menjadi dewasa dan mandiri. Semua urusan baik urusan kuliah maupun urusan rumah (bagi yang merantau) harus dilakukan serba sendiri. “Rasa kebersamaannya kurang terasa”, seperti dikatakan Suci Aisyah mahasiswi jurusan Akuntansi Universitas Jambi angkatan 2008.
Mau berbeda atau tidak itu semua tergantung pada masing-masing mahasiswa yang akan menjalani sekitar 4 tahun kehidupunnya di perguruan tinggi. Apakah akan meraih prestasi yang lebih baik daripada sewaktu sekolah atau hanya berganti status dari siswa ke mahasiswa.

1 komentar:

  1. Bener juga tu ...

    Kalo dipikir-pikir mang beda antara dulu jaman sekolah ma sekarang waktu kuliah. Sekarang ni, jaman kuliah, menurutku semi-real-life.

    Kita belajar tantangan kehidupan, jadi semacam pintu masuk ke kehidupan ntar kalo dah kerja ma punya anak, hehe ... ^^

    Nice posting Gi. Jangan lupa maen-maen ke blogku juga ya,

    BalasHapus